OK. Sampai masanya untuk membuat cerita-cerita baru di blogspots saya. Mari!
OK. Come the time to make some new stories for my blogspots. Come!
Lebih kurang 10 hari lepas, dalam perjalanan kembali bercuti ke Muar, saya telah singgah ke Bukit Beruang, Melaka.
About 10 days ago, on the way back for holiday in Muar, I stopped at Bukit Beruang, Melaka.
Tujuan saya adalah mencari satu kawasan pemakaman Islam yang mengandungi batu-batu nesan Aceh, sejenis batu nesan lama yang cuma dipakai oleh golongan bangsawan dan raja-raja Melayu.
My purpose was to look for a Muslim burial ground containing a number of Aceh gravestones, a type of olden gravestone that is only used by Malay nobility and royalty.
Alhamdulillah, setelah agak lama mencari dapat juga saya menemuinya.
Thank God, after looking for something I managed to find it. Lihat bentuk batu nesan yang ada ini...
Look at the gravestones available here... Batu-batu nesan ini dipercayai milik ahli keluarga dan keturunan Datuk Aroom, kapitan Melayu pertama yang pernah mengetuai masyarakat Melayu di Melaka semasa zaman pemerintahan Belanda (1641-1824)
The gravestones here are believed to belong to family members and descendants of Datuk Aroom, the first Malay capitan (local leader) who headed the Malay community in Melaka during the time of Dutch rule (1641-1824)
Sekitar 200 meter di luar kawasan tadi pula kelihatan sebuah makam yang terkeluar dari kelompok besar.
Some 200 metres outside the area shown just now one could see a tomb standing out from the main cluster of tombs.
Makam ini dipercayai milik kapitan Melayu Melaka kedua, Datuk Shamsuddin bin Datuk Aroom. Sekian.
The tomb is believed to be owned by the second Melaka Malay capitan, Datuk Shamsuddin bin (son of) Datuk Aroom. That's all.