Thursday, August 26, 2010

Makam Tun Teja dan sedikit penerangan mengenai batu nesan Aceh (Tomb of Tun Teja and a bit of explanation on Aceh tombstones)

Tadi selepas melihat pertanyaan isteri di ruangan komen artikel Makam Puteri Bunian (Tomb of the elfin princess) saya pun mencari artikel tentang Tun Teja di blogspot ini. Ternyata saya pernah membuat satu artikel bertajuk Cerita (the story of) Tun Teja... hampir 3 tahun lalu. Tetapi itu lebih pada cerita tentang orangnya. Batu nesannya pula kurang kelihatan akibat diliputi kain kuning.
Just now after looking at a question posed by the wife in the comments section for the article Makam Puteri Bunian (Tomb of the elfin princess) I immediately searched for articles about Tun Teja in this blogspot. It is clear I did wrote an article called Cerita (the story of) Tun Teja... almost 3 years ago. But that was more on the person. The tombstones were not so visible because it was covered by yellow clothing.
Oleh itu biar dibuat artikel baru dengan gambar yang lebih terang berdasarkan satu lawatan yang dibuat Disember 2009. Inilah dia... gambar-gambar diambil dari artikel On to the tomb of Tun Teja... di blogspot BERPETUALANG KE ACEH.
As such let a new article be made with clearer pictures based on a visit made in December 2009. This is it... pictures taken from the article On to the tomb of Tun Teja... in the blogspot BERPETUALANG KE ACEH.



Siapa Tun Teja dan di manakah letak makam tidak perlu diulang lagi. Artikel Cerita (the story of) Tun Teja... sudah menjawab segalanya...
Who is Tun Teja and where is the location of the tomb do not need to be repeated. The article Cerita (the story of) Tun Teja... has answered all...





Sebaliknya biar kita terus melihat bentuk batu nesan yang tersenarai dalam apa yang dipanggil batu nesan Aceh, dari jenis yang disebut pengkaji sebagai Othman type A. Senarai ini disediakan oleh Profesor Othman Yatim, penulis buku "Batu Aceh : Early Islamic gravestones in Peninsular Malaysia", buku yang isi asalnya adalah satu tesis PhD . Katanya bentuk ini adalah batu nesan Aceh yang terawal, dipakai tahun 1400an Masihi.

Instead let us straight have a look at the shape of the tombstone which is listed among what is called Aceh tombstones, from a type called by researchers as Othman type A. This list was prepared by Professor Othman Yatim, author of the book "Batu Aceh : Early Islamic gravestones in Peninsular Malaysia", a book of which its original contents was a PhD thesis. He said this shape is that of the earliest Aceh tombstones, used in the years 1400s AD.

Tentang persoalan isteri cuba mengaitkannya dengan batu nesan Puteri Bunian saya dapati ia tiada kena-mengena. Batu nesan Tun Teja sebenarnya serupa dengan batu nesan Sultan Pahang pertama dari keturunan Melaka. Lihat Makam (tomb of) Sultan Muhammad Shah, Pahang.... . Batu nesan Puteri Bunian pula serupa dengan batu nesan Sultan Malikus Salih di Aceh. Lihat Makam (tomb of) Sultan Malikus Salih!

Regarding the wife's question in trying to relate it to the tombstones of Puteri Bunian I find that it has no relation. The tombstones of Tun Teja are actually similar to the tombstone of Pahang's first Sultan from the linage of Melaka. Look at Makam (tomb of) Sultan Muhammad Shah, Pahang... . The tombstones of Puteri Bunian in turn is similar to the tombstones of Sultan Malikus Salih in Aceh. Look at Makam (tomb of) Sultan Malikus Salih!.

Walaupun jenis batu nesan yang disebut Profesor Othman sebagai type C ini dikatakan dibuat tahun 1500an, ia dipakai pada makam Sultan Malikus Salih yang mangkat tahun 1297 Masihi. Mungkin kerana ia dipasang kemudian? Sebab itu batu nesan Sultan Malikus Salih terkenal sebagai batu nesan terawal yang ada disebut tarikh kemangkatan Sultan. Bukan tidak ada Sultan lebih awal memakai batu nesan Aceh tetapi tarikh tidak tertulis. Ada pula orang yang hidup lebih awal dan batu nesannya ada tertulis tarikh kemangkatan tetapi mereka bukan pemerintah.

Although the type of tombstones mentioned by Professor Othman as being of type C here is said to have been built in the years 1500s, it is installed at the tomb of Sultan Malikus Salih when he passed away in 1297 AD. Maybe it was installed later? That is why the tombstones of Sultan Malikus Salih are famous as being the earliest tombstones which have the date of death of the Sultan inscribed. It's not that there were no earlier Sultans using Aceh tombstones but the dates were not written. Then there are those who have lived earlier and their tombstones are inscribed with the dates of death but they were not rulers.

Satu lagi perkara yang harus disebut tentang batu nesan Aceh ialah kaitannya dengan jantina orang yang meninggal. Menurut Profesor Othman, bentuk batu nesan belum dapat menentukan secara mutlak samada pemiliknya lelaki atau perempuan. Ini boleh dilihat pada batu nesan Tun Teja (perempuan) dan batu nesan Sultan Muhammad Shah Pahang (lelaki) yang serupa. Namun pemerhatian saya sendiri menunjukkan sesetengahnya memang milik orang lelaki, misalnya batu nesan Aceh yang kelihatan seperti tombol pintu bersegi lapan.

One more thing that should be mentioned about Aceh tombstones are its relationship to the gender of the deceased. According to Professor Othman, the shapes of the tombstones could not absolutely indicate whether the owner is male or female. This could be seen in the tombstones of Tun Teja (female) and tombstones of Sultan Muhammad Shah Pahang (male) which is similar. Still my own observations show that some indeed belong to men, for example Aceh tombstones which looks like octagonal doorknobs.

Saya sendiri lebih minat pada batu nesan Aceh yang berkepak. Ramai juga orang tersilap menyatakan kalau batu nesan berkepak ia milik perempuan sedangkan telah nyata Sultan Malikus Salih, seorang lelaki memakai batu nesan berkepak. Masalah timbul kerana ada juga batu nesan perempuan yang kelihatan serupa. Pemerhatian saya pula menunjukkan, kalau milik perempuan batu nesan berkepaknya memiliki bahagian leher dan kepala yang lebih panjang.

Me myself am more interested in Aceh tombstones with wings. Quite a number of people are mistaken in saying tombstones with wings belong to females when it is clear Sultan Malikus Salih, a man uses tombstones with wings. Problem arises as there are also tombstones for females which look similar. My own obsevation in turn shows, if it belongs to a female tombstones with wings would have longer neck and head section.

Untuk makluman ini adalah artikel ke 399 di blogspot ini. Asalnya saya menyangkakan satu artikel baru tentang makam Tun Sri Lanang yang menunggu masa sahaja untuk dibuat akan mendapat tempat itu. Tetapi tanpa dirancang, makam Tun Teja pula mengambil perhatian.

For information this is the 399th article in this blogspot. Originally I thought that a new article about the tomb of Tun Sri Lanang which is only waiting for time to be written would take that position. But without any planning, the tomb of Tun Teja in turn caught attention.

No comments:

Post a Comment