-----------------------

Tiga buku pertama yang ditulis dan diterbitkan saya.

The first three books written and published by me.

"Berpetualang ke Aceh: Mencari Diri dan Erti".

ISBN 983-42031-0-1, Jun 2006

"Berpetualang ke Aceh: Membela Syiar yang Asal"

ISBN 983-42031-1-x, Mei 2007

"Berpetualang ke Aceh: Sirih Pulang ke Gagang?"

ISBN 978-983-42031-2-2, November 2007

Buku keempat bertajuk "Rumah Azan". Diterbitkan April 2009 oleh syarikat Karnadya dengan pertolongan Dewan Bahasa dan Pustaka, buku ini memaparkan gambar-gambar cantik berserta cerita di sebalik masjid-masjid terpilih yang boleh dikaitkan dengan sejarah Melayu Islam dan pembentukan negara Malaysia.

The fourth book titled "Rumah Azan". Published in April 2009 by the company Karnadya with the help of Dewan Bahasa dan Pustaka, this book features beautiful pictures along with stories behind selected mosques which could be related to the history of Islam and the Malays and the formation of the nation of Malaysia.

Buku kelima saya "Ahlul Bait (Family) of Rasulullah SAW and Malay Sultanates" diterbitkan awal 2010. Ia merupakan terjemahan buku "Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah SAW dan Kesultanan Melayu" karangan Hj Muzaffar Mohamad dan Tun Suzana Othman ke dalam bahasa Inggeris untuk pasaran antarabangsa.

My fifth book "Ahlul Bait (Family) of Rasulullah SAW and Malay Sultanates" was published early 2010. It is a translation of the Malay-language book "Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah SAW dan Kesultanan Melayu" authored by Hj Muzaffar Mohamad and Tun Suzana Othman turned into English for the international market.

Seperti buku ke-empat saya "Rumah Azan", buku ke-enam "Kereta Api Menuju Destinasi" juga adalah buku mewah yang diterbitkan oleh syarikat Karnadya dengan kerjasama Dewan Bahasa dan Pustaka. Keluar Januari 2011 ia memaparkan gambar dan cerita tentang pengembaraan menaiki keretapi ke seluruh Semenanjung Malaysia berserta tempat-tempat menarik yang boleh dicapai dengan cara ini.

Like my fourth book "Rumah Azan", the sixth book "Kereta Api Menuju Destinasi" is also a coffee-table book which is published by the company Karnadya with the cooperation of Dewan Bahasa dan Pustaka (the main Malay literary body in Malaysia). Coming out January 2011 it features pictures and stories on the adventure travelling by train to all of Peninsular Malaysia along with the interesting places which could be reached this way.

Buku ketujuh saya "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah" pula ada sebuah coffee-table book atau buku mewah yang ditulis, disunting, direkaletak dan gambar-gambarnya diambil sendiri oleh saya. Keluar dari kilang Oktober 2011, buku yang menggabungkan sejarah keluarga dengan sejarah tempat-tempat seperti Singapura, Johor, Batu Pahat, Muar malah ada sejarah Pulau Jawa dan Inggeris sekali ini telah diulas dengan saya ditemu ramah secara langsung dalam program Selamat Pagi Malaysia di RTM1. Lihat artikel Siaran langsung ulasan buku "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah" dan temu ramah di Selamat Pagi Malaysia. Sedikit isi terpilih ada dipaparkan dalam Sneak peek "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah".

My seventh book "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah" in turn is a coffee-table book which is written, editted, designed and has pictures taken by me. Coming out of the factory October 2011, this book which combines family history with history of places such as Singapura, Johor, Batu Pahat, Muar and in fact the history of the island of Java and England has been reviewed with me interviewed live in the program Selamat Pagi Malaysia at RTM1. Look at the article Siaran langsung ulasan buku "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah" dan temu ramah di Selamat Pagi Malaysia. Some selected contents have been featured in Sneak peek "Jejak keluarga Yakin : Satu sketsa sejarah".

----------------------------

Untuk maklumat lanjut sila masuk http://www.merahsilu.blogspot.com/

For more information, please enter http://www.merahsilu.blogspot.com/

----------------------------

Terbaru : Siri novel "Berpetualang ke Aceh" kini boleh didapati dalam bentuk e-book. Masuk http://www.e-sentral.com/, klik kategori novel am dan pergi ke mukasurat 4. Anda juga boleh taip perkataan "Aceh" pada kotak carian. Atau terus klik Buku 1, Buku 2 dan Buku 3.

Latest : The "Berpetualang ke Aceh" series of novels could now be obtained in e-book form. Enter http://www.e-sentral.com/, click general novel and go to page 4. You can also type the word "Aceh" at the search box. Or click straight Book 1, Book 2 and Book 3.

Saturday, December 29, 2007

Medan Ikan Bakar (Grilled fish food-court in) Sabak Awor, Muar...

Baru-baru ini saya telah kembali ke kampung ibu untuk di Muar untuk menyambut perayaan Aidil Adha... Ketika itulah saya sedar, Muar sudah ada tarikan baru... Kompleks baru medan ikan bakar di Sabak Awor, sekitar 4km daripada pusat bandar telah pun siap dan mula beroperasi sekitar seminggu lalu!
Recently I went back to my mother's village in Muar to celebrate the Islamic festive day of Aidil Adha... That's when I realise, Muar has got a new attracttion... The new complex for the grilled fish food-court in Sabak Awor, some 4k from town centre has been completed and have just started operation about a week ago!
Sebagai seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan di Muar, tentu sekali saya merasa bangga melihat perkembangan ini. Lalu setelah singgah makan pada malam hari (sayangnya, kamera digital murah saya sangat teruk jika mengambil gambar malam), saya pun ke sana keesokannya mengambil gambar untuk dikongsi bersama... Cuma ia tidak beroperasi pada siang hari ya... Apapun sila tatap gambar-gambar ini dan kepada anak-anak Muar, sila war-warkan kepada orang ramai... :]
As a son born and raised in Muar, of course I feel proud to see this development. So after coming over for dinner (too bad, my cheap digital camera is very bad at capturing night pictures), I went there the next day to snap some pictures to share... It's just that it's not operating during the day ya... Whatever do have a look at these pictures and to Muar natives, please spread the news to all and sundry... :]

Pintu masuk utama...

The main entrance...

Di sebelahnya terletak jeti nelayan menaikkan ikan... Jeti yang memberikan bekalan ikan segar sehingga mula menaikkan nama Sabak Awor sebagai tempat masakan sedap ikan bakar!
Next to it lies the jetty where fishermen brought up their catch... The jetty which supplies the fresh fish raising the name of Sabak Awor as a place for tasty grilled fish!


Jalan masuk ke medan makan...

The way to the food court...


Medan makan...

The food court itself...


Bagi saya, apa yang lebih menarik adalah binaan-binaan di tepian Sungai Muar ini...

For me, what is more interesting is these buildings beside the Muar river...


Melihatkan menara ini, rasa tidak sah kalau tidak naik sampai ke atas!

Looking at this tower, it feels not right if one does not climb up!


Itu dia, medan makan dilihat daripada atas...
There, the food court seen from above...


Apabila melihat ke seberang Sungai Muar, baru saya tahu medan makan ini terletak betul-betul setentang dengan Sekolah Menengah Sains Muar!

When looking across the Muar river, then only I realise this food court is situated right across the Muar Science Secondary School!


Lihat ke barat-daya dan kelihatanlah sebahagian pusat bandar Muar...

Look south-west and there appears part of Muar town centre...

Ini pula adalah kawasan perumahan baru di sekitar medan ikan bakar ini...

This is the new housing area around this grilled fish food court...


Semasa turun menara, kelihatan sebuah bot nelayan menghala ke laut...

While stepping down the tower, there appears a fishing boat heading for sea...


Tiang-tiang lampu di sini memiliki kesenian tersendiri...
The lamp-posts here has its own artistic character...


Perhatikan betul-betul... Anda boleh melihat sebahagian struktur yang membentuk jambatan kedua Muar (siap dibina dan dibuka sekitar setahun lalu) yang sedikit menyerupai Jambatan Pulau Pinang!

Look carefully... You could see part of the structure making up the Muar second bridge (completed and operational sometime last year) which looks a bit like the Penang Bridge...


Singgah sebentar di jeti nelayan berdekatan medan ikan bakar...

Stopped by at the fishermen jetty nearby the grilled fish food-court...


Itu dia... Kelihatan jambatan kedua Muar dengan megahnya...

There... The Muar second bridge proudly looms...


Akhirnya sampailah masa untuk meninggalkan tempat ini... Lalu bermulalah perjalanan mengelilingi Johor yang kemudian membawa saya ke Mersing di mana saya menulis posting ini di sebuah Internet Cafe. Sekian! :]

At last came the time to leave the place... And so began a journey around Johor which would eventually bring me to Mersing where I'm writing this posting at an Internet Cafe. That's all! :]

Friday, December 21, 2007

Masjid Jamek (main mosque of) Putrajaya...

OK... Sampai masanya untuk memperbaharui blogspot ini setelah berehat seketika... Menggunakan gambar-gambar Masjid Jamek Putrajaya yang diambil sebulan lalu...
OK... Time to update this blogspot after some break... With pictures of the Putrajaya main mosque taken a month ago...


Saya percaya seluruh warga Malaysia kenal akan rupa masjid utama ibunegara Malaysia kini iaitu Putrajaya...

I believe all Malaysians recognised the looks of the main mosque of the current Malaysian capital which is Putrajaya...


Lihat pintu gerbangnya yang terserlah gagah. Siapa sangka masjid ini malah seluruh kawasan sekelilingnya yang membentuk bandaraya Putrajaya asalnya terletak di dalam sebuah ladang kelapa sawit yang luas?

Look at the entrance arch looming almighty. Who would have thought the mosque and the whole surrounding area making up the city of Putrajaya was originally situated inside a huge palm oil estate?


Kalau tak salah ingatan, ia juga memiliki menara masjid tertinggi di Malaysia kalau tidak di Asia Tenggara!

If my memory is correct, it even has the highest mosque tower in Malaysia if not in all of South-East Asia!


Lihat cara menara ini menjulang naik!

Look at the way the tower rockets up!


Kubahnya juga dikatakan salah satu yang terbesar di Malaysia...

Its dome is also said to be one of the biggest in Malaysia...

Pandangan kubah daripada dalam...
A view of the dome from inside...


Kawasan mimbar...

The pulpit area...


Beberapa orang sedang menunaikan solat berjumaah...

Some people praying in congregation...


Daripada kawasan masjid, saya turun menghampiri tasik yang menghiasi sebahagian besar Putrajaya. Kelihatan sebahagian bangunan di kiri-kanan lebuh besar Putrajaya atau Boulevard...

From the mosque, I went down towards the lake which makes up a huge part of Putrajaya. Seen here some of the buildings at Putrajaya's main street or the Boulevard...


Salah satu jambatan yang melintasi tasik...

One of the bridges crossing the lake...


Istana hinggap Sultan Selangor...

The palace of visit for the Sultan of Selangor...


Ini pula Masjid Jamek Putrajaya dilihat daripada tepi tasik. Ternyata gambar yang diambil ini lebih cantik malah semasa di tepi tasik, ketika melihat maklumat yang terdapat di jeti bot lah saya mendapat tahu masjid ini yang mula dibina sekitar tahun 2000 dan siap beberapa tahun kemudian dibina mengikut senibina masjid-masjid lama Parsi. Sekian...

This is the Putrajaya main mosque seen from beside the lake. It is apparent the picture taken is more beautiful in fact while beside the lake, when looking at the information available at the jetty for boats do I found out that the mosque built around the year 2000 and completed a few years later was built according to the architecture of olden Persian mosque. That's all...

Tuesday, December 11, 2007

Bangunan (buildings in) Muar...

Selamat sejahtera semua... Bertemu kita lagi di sini setelah berehat seketika... Sebenarnya saya terlalu malas untuk membuat posting baru di sini sehinggalah tiba hari ini... Jadi biar kita teruskan, satu lagi pusingan gambar-gambar. Dan kali ini saya memutuskan untuk meletak beberapa gambar-gambar terbaru Muar, kampung halaman saya yang cantik diambil sekitar 2 minggu lalu. Ini dia...
Greetings all... Here we meet again after some hiatus... Actually I was just too lazy to make any new postings here until today... So here we go again, another round of pictures. And this time I've decided to put some of the latest pictures of Muar, my beautiful hometown snapped some 2 weeks ago. Here it is...


Kita mulakan dengan ini... Gambar yang diambil dari sekitar kuala Sungai Muar... Menurut satu cerita, nama Muar itu sendiri diambil daripada perkataan "Muara" yang bermakna kuala sungai.

Let's start with this... A picture taken from around the mouth of the Muar River... According to a story, the name Muar itself is taken from the word "Muara" which means the mouth of a river.

Kelihatan di kanan hujung adalah bangunan Umno Pagoh setinggi 12 tingkat (ke 13 atau 14, saya pun tak berapa ingat) yang pernah menjadi bangunan tertinggi di Muar selama lebih 20 tahun... Di kiri pula ialah masjid jamek kedua Muar, dibina hampir serupa dengan masjid utama pertama di seberang sungai!

Seen far right is the Umno Pagoh building which is 12 storeys high (or is it 13 or 14, can't remember properly) which used to be the highest building in Muar for over 20 years... On the left is Muar's second main mosque, built as an almost exact replica of the first main one just across the river!


Ini adalah bangunan Umno Pagoh itu daripada dekat. Kalau tak salah ingatan, ia siap dibina ketika saya masuk sekolah menengah tahun 1983 begitu.

This is that Umno Pagoh building seen from near. If not mistaken, it was completed when I was entering secondary school in 1983 or so.

Saya masih ingat perasan teruja saya sebagai seorang anak Muar. Itulah kali pertama terdapat bangunan "pencakar langit" di Muar! Sebelum itu, tidak pernah ada bangunan melebihi 5 tingkat di bandar ini...

I still remember my excitement as a Muar native. It was the first time we had a "sky-scraper" in Muar! Before that, there was no building above 5 storeys in town...

Di sebelah terletak bangunan Sultan Abu Bakar yang menempatkan beberapa buah pejabat kerajaan. Ia merupakan salah satu bangunan lama yang tercantik di Muar.

Besides is the Sultan Abu Bakar building which houses some government offices. It is one of the most beautiful building in Muar.


Daripada bangunan Sultan Abu Bakar, menyeberangi sebuah padang hoki, terdapat sebuah lagi bangunan ikon Muar...

From the Sultan Abu Bakar building, just across a hockey field lies another iconic building in Muar...


Inilah bangunan Sekolah Tinggi Muar... Sekolah ini sendiri dibuka tahun 1902! (Sempat menjenguk ke website http://www.highschoolmuar.com/ untuk memastikannya... Setelah membuat carian melalui Google ). Oh... Gambar ini diambil daripada sudut lain pula, dua simpang daripada bangunan Sultan Abu Bakar tadi...

This is the Muar High School building... The school itself was opened in 1902! (Had the time to have a look at the website http://www.highschoolmuar.com/ to check... After searching through Google). Oh... This picture was taken from a different angle, two junctions away from the Sultan Abu Bakar building...


Di penghujung jalan hadapan sekolah ini, empat simpang ke hadapan iaitu di pertemuan Jalan Mariam (ya, baru ingat... Itulah nama jalan ini...) dengan Jalan Abdul Rahman terletak rumah lama tempat saya membesar dahulu...

At the end of the road in front of the school, four junctions in front that is the meeting of Jalan Mariam (yes, now I remember... That is the name of this road) and Jalan Abdul Rahman lies the old house where I grew up...


Berbalik pada bangunan Sultan Abu Bakar tadi. Gambar ini diambil daripada bangunan itu menghala ke pusat bandar. Di sebelah kanan adalah bangunan mahkamah dan di sebelahnya bangunan polis trafik...

Back to the Sultan Abu Bakar building. This picture is taken from that building heading towards the town centre. On the right is the courthouse and besides it is the traffic police building...


Berjalan menghala ke pusat bandar dan anda akan dapat melihat banyak kedai-kedai sebelum perang (Perang Dunia ke Dua) seperti ini...

Walk towards the town centre and you would see many pre-war (before World War II that is) shops like this...


Banyak kedai-kedai lama di sini dibina sekitar tahun 1920an...
Many old shophouses here were built in the 1920s...


Begitu juga masjid jamek Muar. Ia dibina tahun 1920an, ada yang kata siap tahun 1927... Letaknya di tepian jalan yang sama dengan yang menghadap kedai-kedai tadi tetapi pada arah yang bertentangan iaitu menghampiri kuala Sungai Muar.

So is the main mosque of Muar. It was build in the 1920s, some say completed in 1927... It is situated beside the same road that fronts the shophouse above but at the opposite direction nearing the Muar river mouth.

Saya sempat meletakkan poster promosi terbaru siri buku "Berpetualang ke Aceh" sementara menunaikan solat di masjid. Insyaallah selepas ini saya akan meletakkan gambar-gambar Muar yang diambil melalui perjalanan menaiki bot menyusuri Sungai Muar. Sila lihat blogspot BERPETUALANG KE ACEH sebentar lagi. Sekian!

I had the time to put up the promotional poster for the "Berpetualang ke Aceh" book series while doing my prayers at the mosque. God willing, after this I will put some pictures of Muar taken while going on a boat-cruise of the Muar river. Do have a look at the blogspot BERPETUALANG KE ACEH afterwards. That's all!


Tuesday, November 27, 2007

Bukit China (the Chinese Hill), Melaka...

Malam ini saya terasa ingin berkongsi sedikit gambar ketika memanjat Bukit Cina di Melaka.
Tonight, I feel like sharing some pictures from a climb up Bukit China (literally translated as the Chinese Hill) in mid-town Melaka.

Perjalanan ini dibuat pada 4 November lalu. Saya pun tak pasti jika saya pernah menaiki bukit ini walaupun semasa kecil dahulu, sebelum wujud lebuhraya Utara-Selatan PLUS, saya selalu melalui kawasan kaki bukit ini setiap kali dalam perjalanan dari Muar (kampung ibu saya) ke Kuala Lumpur dan sebaliknya.

This trip was made last 4th November. I myself am not sure if I ever climbed up this hill although when I was small, before the PLUS North-South highway existed, I always passed through its foothill everytime on the trip from Muar (my mother's hometown) to Kuala Lumpu and vice versa.


Apapun, saya ingin menghilangkan keraguan ini. Maka pada satu hari yang terang, selepas bermalam di Pulau Besar, Melaka, saya dan seorang kawan pergi ke Bukit Cina lalu menaikinya untuk melihat apa yang ada...

Whatever, I want to clear the doubts. So on one fine day, after spending a night in Pulau Besar, Melaka, me and a friend went to Bukit Cina and climbed up to see what's there...


Dalam perjalanan, kami ternampak binaan-binaan kenit ini...

Along the way, we saw this miniature thingies...


Lihat... Model kenit bangunan-bangunan binaan Belanda yang terdapat di bandar Melaka... Lupa pula namanya. Melihat ini, saya terus bergurau dengan kawan... "Di sini adalah tempat duduk orang-orang kenit!" kata saya... Tak sangka pula apabila balik ke Kuala Lumpur malam nanti, kami terjumpa gambar orang kenit yang diambil secara tidak sengaja semasa berada di Pulau Besar! Sila lihat Liliputian midget in Pulau Besar, Melaka!

Look... Miniature models of Dutch buildings available in Melaka city... Forgot the name. Looking at this, I immediately joked to the friend... "Here is a place where midgets stay!" I said. Who would have thought upon returning to Kuala Lumpur that night, we found a picture of a midget accidently snapped while at Pulau Besar! Have a look at Liliputian midget in Pulau Besar, Melaka!


Kami terus berjalan ke atas...

We went all the way up...


Di atas ada semacam dataran menghadap bandaraya Melaka. Ada sebuah petanda yang menyebut tentang sejarah bukit ini bermula abad ke 19 Masihi. Saya tidak ingat butiran tepatnya tetapi ia ada menyebut tentang bukit ini menjadi kepunyaan persatuan Cina tertentu. Sebab itu terdapat banyak kubur-kubur personaliti penting daripada persatuan ini.

On top was a kind of plateu overlooking the city of Melaka. There is a plaque saying something about the history of the hill starting in the 19th Century AD. I don't remember the exact details but it did mention something about the hill belonging to a certain Chinese association. That's why there's so many graves there belonging to major personalities from the association.

Pada saya pula ada sesuatu yang tak kena. Setahu saya bukit ini diberi nama Bukit Cina kerana dianugerahkan Sultan Mansur Shah (kalau tak salah saya memerintah Melaka sekitar tahun 1420-1430 Masihi) kepada para pengikut dari Cina yang mengiringi Puteri Hang Li Po. Puteri kepada Maharaja Cina ini dikatakan telah masuk Islam lalu berkahwin dengan Sultan Melaka lalu para pengikutnya turut masuk Islam.

For me, there's something not right here. As far as I know, the hill was named Bukit (hill of) Cina (China) because it was granted by Sultan (king) Mansur Shah (ruled Melaka around 1420-1430 AD if I'm not mistaken) to the followers from Cina who accompanied Princess Hang Li Po. The Princess of a Chinese emperor was said to have embraced Islam and married the Sultan of Melaka and so the followers too embraced Islam.

Ini adalah cerita yang diterima ramai sepertimana yang tercatit dalam kitab Sulalatus Salatin atau Sejarah Melayu yang dikarang Bendahara Tun Sri Lanang abad ke 17 Masihi. Saya pula ada sebab tersendiri untuk percaya bahawa Puteri Hang Li Po dan para pengikutnya memang penganut Islam! Ini kerana Cina zaman itu berada di bawah pemerintahan Dinasti Ming dan saya ada sebab untuk percaya para pemerintah serta bangsawan dinasti ini beragama Islam walaupun rakyatnya mungkin bukan.

This is the story accepted by many as written in the book Sulalatus Salatin or the Malay Annals authored by Bendahara (something like the Prime Minister) Tun Sri Lanang in the 17th Centurt AD. I on the other hand have a certain reason to believe that Princess Hang Li Po and her entourage were already Muslims! This is because Cina then was under the rule of the Ming Dynasty and I have reason to believe that the rulers and nobles of the dynasty were Muslims although the subjects might not be.

Apapun, sepatutnya mesti ada banyak kesan kuburan Islam di Bukit Cina tetapi nampaknya tidak kelihatan lagi. Apakah yang telah berlaku? Apakah ia termasuk dalam sejarah Melayu yang cuba dipadamkan pihak tertentu?

Whatever, there should be many remains of Muslim graves at Bukit Cina but it seems there's none to be seen. What happened? Is it among pieces of Malay history that wants to be erased by certain parties?


Nasib baik ada juga kesan Islam di Bukit Cina tetapi di kaki bukit. Nampak tak masjid di bahagian bawah gambar ini? Di sebelah terdapat beberapa kuburan lama Islam.

Thank God there's some remains of Islam at Bukit Cina but at the foothills. Can you see the mosque at the bottom of the picture? Next to it are some ancient Muslim graves.


Selain memliki banyak kuburan Cina, Bukit Cina menjadi tempat untuk ramai warga Cina bersenam dan membuat aktiviti rekreasi...

Beside having many Chinese graves, Bukit Cina is a place for many Chinese citizens to exercise and do recreational activities...


Tujuan sebenar saya menziarahi Bukit Cina adalah untuk mencari kubur seorang pahlawan Melayu yang dikatakan wujud di situ. Malangnya saya tidak menjumpainya... Siapakah pahlawan ini? Nanti saya akan sebut dalam satu cerita di blogspot CATATAN SI MERAH SILU ya. Sekian!

My actual reason for visiting Bukit Cina is to look for the tomb of a Malay warrior said to exist there. Too bad I couldn't find it... Who is this warrior? I will mention it in a story in the blogspot CATATAN SI MERAH SILU ya. That's all!

Friday, November 23, 2007

Pemandangan sekitar kelab golf tinggal di Pulau Besar (views around the abandoned golf club at Pulau Besar)

Assalamualaikum semua. Jika posting terakhir saya di sini, Sedikit citarasa Itali di Pulau Besar? (A bit of Italian taste in Pulau Besar?) dibuat sempena tarikh 13 November 2007 atau 13/11/2007, posting kali ini yang memecah kesucian 10 hari pula dibuat sempena tarikh hari ini bersamaan 13 Zulkaedah 1428 Hijiriah... Atau 13/11/1428, masih ada unsur nombor 131 yang menjadi nombor home sweet home saya. Teruskan membaca...
Greetings all. If my last posting here, Sedikit citarasa Itali di Pulau Besar? (A bit of Italian taste in Pulau Besar?) was made to commemorate the date 13 November 2007 or 13/11/2007, the posting this time is made for today's date equivalent to 13 Zulkaedah 1428 Hijriah... Or 13/11/1428, still with elements of the number 131 which is my home sweet home number. Continue reading...

Di atas adalah sebahagian daripada kawasan pangsapuri mewah tinggal di Pulau Besar seperti yang terpapar dalam cerita sebelum ini. Daripada kawasan ini, anda boleh mendaki bahagian bukit yang lebih tinggi untk sampai ke satu tempat yang lebih menarik...

This is part of the abandoned luxury apartment complex at Pulau Besar as featured in the previous story. From this area, you can climb up the higher part of the hill to reach a more interesting place...


Setelah berjalan kaki sekitar 100 meter daripada bahagian pangsapuri tadi, kelihatanlah sebuah bangunan lain yang nampaknya sudah buruk...

After walking about 100 metres from that part of the apartments, there appears another building which looks ruined...

Walaupun ia buruk, bangunan ini memiliki sebuah menara tinjau yang sangat menarik...

Although it is ruined, the building still have a very interesting viewing tower...


Oh... Lupa hendak beritahu. Bangunan tinggal yang sudah beberapa tahun tidak digunakan ini ialah bangunan kelab golf Pulau Besar. Ia terletak di puncak bukit yang kedua tertinggi di Pulau Besar...

Oh... Forgot to mention. The building which has been abandoned for years is the Pulau Besar golf club building. It is situated on the second highest peak in Pulau Besar...


Lihat, pemandangan daripada atas menara tinjau tadi. Cantik bukan? Kalau tak salah saya, pemandangan ini menghala betul-betul ke utara. Kelihatan bandaraya Melaka di latar-belakang. Pulau di dalam gambar ini pula dikenali sebagai Pulau Hantu sedangkan pangsapuri mewah yang dibina di Pulau Besar menghadap pulau ini. Patutlah tak menjadi!

Look, the view from the viewing tower. Beautiful isn't it? If I'm, not mistaken, the view is headed exactly north. In view is the city of Melaka in the back background. The island in the picture is known as Pulau Hantu (the ghost island!) while the luxury apartments built in Pulau Besar faces the island. No wonder it didn't went well!


Ini pula pemandangan menghala ke timur laut...

This is the view heading north-east...


Pemandangan ke tenggara pula menunjukkan kawasan padang golf (kalau tak salah saya 18 lubang) Pulau Besar yang meliputi hampir separuh saiz pulau. Ia sudah lama tidak digunakan sejak kelaf golf ini terbengkalai. Apapun ada faedah juga padang golf ini dibuat. Sekurang-kurangnya anda boleh berjalan-jalan di Pulau Besar dengan lebih senang tanpa perlu sentiasa meredah hutan!

The view south-east shows the golfing area (if I'm not mistaken, 18 holes) of Pulau Besar which covers almost half the size of the island. It has not been used long since the golf club went out of use. Still, there's some benefit from the building of the lawn. At least you can walk around Pulau Besar easier without having to jungle trek all the time!
Ini adalah puncak tertinggi di Pulau Besar, dilihat daripada menara tinjau kelab golf. Di puncaknya terdapat sebuah tempat yang sangat unik. Ceritanya ada di Batu Belah (split stone) of Pulau Besar, Melaka

This is the highest peak in Pulau Besar, seen from the golf club viewing tower. Up on top is a very unique place. The story is in Batu Belah (split stone) of Pulau Besar, Melaka .


Ini pula pemandangan kelab golf dilihat daripada lereng untuk mendaki puncak tertinggi di Pulau Besar. Sekian!

This is the golf club seen from the hillside while climbing the highest peak in Pulau Besar. That's all!